Seiring tubuh mengeluarkan sisa racun, muntah, diare, ruam kulit dan lain-lain mungkin menyebabkan ketidaknyamanan dan keraguan, akan tetapi reaksi ini bersifat baik dan dibutuhkan sebagai tolak ukur kemajuan penyembuhan dan pemulihan. reaksi herxheimer
Bersiap untuk satu atau lebih Krisis Penyembuhan (efek Herxheimer; Herxing)
Pada keadaan khusus, beberapa individu, ketika pertama kali memulai detoks bisa mengalami peristiwa yang disebut efek Herxheimer ini, sebagai akibat dari terapi penyembuhan dari patogen dan stimulasi imun yang cepat, sehingga tubuh tidak mampu mengejar untuk mengeluarkan racun dan zat sisa metabolisme melalui cara yang biasa.
Detoksifikasi yang terlalu cepat dapat memaksa tubuh menggunakan organ eksresi tambahan seperti paru, sinus, kulit dan lain-lain secara berlebihan. Hal ini menyebabkan gejala yang serupa dengan flu, demam, diare, menggigil, dsb. Oleh karena itu, mungkin dibutuhkan pengurangan dosis obat (atau penghentian secara total selama beberapa hari), yang diikuti dengan peningkatan dosis secara bertahap sembari tubuh memulihkan dirinya sendiri dari patogen. Hal ini dapat memperlambat penyembuhan, tapi membuat proses detoksifikasi lebih mudah untuk dihadapi.
Berikut beberapa tanda dan gejala yang bisa anda rasakan di masa penyembuhan, yang juga dikenal sebagai reaksi Herxheimer:
Reaksi Jarisch-Herxheimer
Gejala potensial
Masa dimana mikroorganisme penghasil racun perlahan mati dan tidak lagi melepaskan racun ke dalam tubuh individu yang dalam masa pengobatan, seiring dengan penyembuhannya. Gejala yang dialami awalnya bisa memburuk, terutama nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri perut, mual, muntah, diare, konstipasi, kesadaran berkabut, cemas, depresi dan insomnia (pertama kali dikemukakan oleh Dr. Karl, Herxheimer).